Halo Bapak/Ibu guru BK dan para orang tua hebat!
Beberapa waktu lalu, saya, Wulan Cahyani Fitri, S.Pd., Guru
Bimbingan Konseling SMA Negeri 13 Semarang , berkesempatan mengadakan sesi
Parenting daring dengan para orang tua siswa,
mengangkat tema yang sangat krusial: "Komunikasi Efektif untuk Mencegah
Kenakalan Remaja". Kegiatan ini merupakan bagian dari program
"PARENTING SMAGALAS" yang kami selenggarakan di tahun 2025.
Di era digital seperti sekarang, tantangan mendidik remaja semakin kompleks. Remaja, yang menurut Permenkes RI Nomor 25 Tahun 2014 adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut BKKBN adalah 10-24 tahun dan belum menikah , mengalami perubahan fisik dan psikis yang signifikan. Kondisi yang tidak stabil ini membuat mereka rentan terhadap berbagai perilaku negatif, termasuk kenakalan remaja.
Penting untuk diingat bahwa kenakalan remaja tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor, dan salah satu faktor penyebab utamanya adalah keluarga.
Mengapa Keluarga Menjadi Faktor Penting dalam Kenakalan
Remaja?
Dalam sesi kami, kami mengkaji lebih dalam mengapa keluarga
memiliki peran sentral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iklim yang
dibangun di dalam keluarga berdampak pada kenakalan remaja.
- Pola
Asuh Permisif: Moitra (2017) menjelaskan bahwa pola asuh permisif
dapat menghasilkan kenakalan remaja.
- Modal
Sosial Keluarga: Hoffman (2018) meneliti bahwa modal sosial keluarga,
seperti pemberian afeksi dan pola komunikasi, berdampak signifikan
terhadap kenakalan remaja.
- Keharmonisan
Keluarga: Penelitian Rasidah (2018) juga menunjukkan bahwa semakin
rendah tingkat keharmonisan keluarga, semakin tinggi tingkat kenakalan
remaja.
Kami juga mengidentifikasi tiga kondisi keluarga yang dapat
memunculkan kenakalan remaja:
- Keluarga
Tidak Harmonis
- Pengasuhan
yang Salah
- Anak
yang Ditolak
Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada berbagai bentuk
kenakalan remaja yang sering kita jumpai, seperti penyalahgunaan obat , tawuran
, masalah seksual , dan masalah yang berkaitan dengan sekolah.
Kunci Pencegahan: Komunikasi Efektif
Melihat peran besar keluarga, maka komunikasi efektif
menjadi benteng utama dalam mencegah kenakalan remaja. Komunikasi bukan hanya
tentang berbicara, tetapi juga tentang bagaimana pesan disampaikan dan
diterima.
Dalam sesi daring tersebut, kami membagikan beberapa
strategi komunikasi efektif yang dapat diterapkan orang tua:
- Dengarkan,
Jangan Langsung Ditolak: Berikan ruang bagi remaja untuk mengungkapkan
perasaannya tanpa langsung menyalahkan atau menolaknya.
- Tunjukkan
Empati, Hadir Sepenuhnya: Cobalah memahami sudut pandang dan perasaan
mereka. Berikan perhatian penuh saat berbicara dengan anak, baik secara
verbal maupun non-verbal.
- Kenali
Legitimasi Perasaannya: Akui dan validasi perasaan mereka, bahkan jika
Anda tidak sepenuhnya setuju dengan tindakannya. Ini membangun rasa aman
dan kepercayaan.
- Berbicara
Secara Terstruktur dan Logis: Sampaikan pesan dengan jelas, runtut,
dan mudah dipahami oleh remaja.
- Jelaskan
Sebab-Akibat: Bantu remaja memahami konsekuensi dari tindakan atau
keputusan mereka, baik yang positif maupun negatif.
- Berikan
Contoh Konsekuensi yang Jelas: Jelaskan dengan konkret apa yang akan
terjadi sebagai hasil dari perilaku tertentu, sehingga remaja memiliki
gambaran yang pasti.
Antusiasme dan Harapan ke Depan
Antusiasme para peserta dalam sesi ini sungguh luar biasa.
Banyak orang tua yang merasa tercerahkan dan mendapatkan strategi praktis untuk
diterapkan di rumah. Diskusi yang interaktif juga menunjukkan bahwa banyak
keluarga menghadapi tantangan yang serupa dan dapat belajar satu sama lain.
Pengalaman sesi parenting daring ini semakin menguatkan
keyakinan saya bahwa peran aktif orang tua melalui komunikasi yang efektif
adalah kunci krusial dalam membentuk karakter positif remaja dan mencegah
mereka terjerumus pada perilaku negatif.
Sebagai guru BK SMA Negeri 13 Semarang, saya berkomitmen
untuk terus mendukung orang tua dalam perjalanan mendidik anak-anak kita.
Semoga artikel ini dapat menginspirasi lebih banyak guru BK untuk mengadakan
kegiatan serupa, dan para orang tua untuk terus berupaya membangun jembatan
komunikasi yang kuat dan sehat dengan anak-anak remajanya.
materi parenting :
Komentar
Posting Komentar